Pembangunan Mega Proyek PLTU Sumsel 8 Bangko Tengah Minim Tenaga Kerja Lokal
Pembangunan Mega Proyek PLTU Sumsel 8 Bangko Tengah Minim Tenaga Kerja Lokal - Pembangunan Mega Proyek PLTU Sumsel 8 Bangko Tengah yang berkapasitas 2 x 620 MW minim tenaga kerja lokal. Investor pengelola yaitu perusahaan konsorsium PT Huadian Bukit Asam Power (PT PHBAP). Pengerjaan proyek yang berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim itu sudah dimulai pengerjaannya.
Namun tenaga kerja asing dari Negara China selaku investor memiliki saham mayoritas mulai banyak terlihat bekerja di perusahaan tersebut.
Atas kondisi ini, DPRD Muara Enim mulai angkat bicara, meminta manajemen PT PHBAP agar mempekerjakan warga disekitar sebagai tenaga kerja lokal.
Wakil rakyat yang mulai angkat bicara itu, Faizal Anwar SE (Ketua Fraksi PAN DPRD Muara Enim. ‘‘Sejak dini, harus kita ingatkan. Jika memang benar isu banyak tenaga kerja asing disana, masyarakat harus memberikan informasi ke dewan sehingga dapat diperjuangkan bersama,” tegas Faisal beberapa waktu lalu.
Menurutnya, walaupun investornya dari China bukan berarti pekerjanya harus didatangkan dari China. Tetapi harus memprioritaskan masyarakat lokal Kabupaten Muara Enim.
Untuk itu, kata Paisal, Fraksi PAN mulai saat ini mengingatkan kepada PTBA selaku BUMN yang mengudang investor tersebut, supaya tegas menolak kehadiran tenaga kerja asing.
Utamanya pekerjaan yang bisa dikerjakan masyarakat lokal. Dia juga mengingatkan, agar investor dari China selaku pemegang saham mayoritas tak mendatangkan tenaga kerja dari negara terhadap pekerjaan yang bisa dilakukan tenaga kerja lokal.
Dia juga mengimbau bupati untuk tegas dan meminta komitmen investor dan komitmen PTBA untuk memprioritaskan masyarakat lokal dipekerjakan dalam pembangunan PLTU Mulut tambang 2 x 620 MW, dengan nilai investasi mencapai 1,59 miliar dollar tersebut.
Menurut Paisal, hal tersebut penting diingatkan sejak sekarang karena pembangunan tersebut segera dimulai. Kalau pekerja dari China itu sudah datang, tentunya menjadi persoalan yang merugikan masyarakat lokal.
Tidak ada komentar: