Heboh, Bocah Belasan Tahun Temukan Harta Karun Di Lahan Gambut
Emas kuno diduga harta karun yang ditemukan warga (insert). Warga beramai-ramai mencari perhiasan emas di lokasi penemuan harta karun. |
Heboh, Bocah Belasan Tahun Temukan Harta Karun Di Lahan Gambut - Masyarakat di Sekitaran Desa Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal jadi heboh. Pasalnya seorang bocah berhasil menemukan harta karun, berupa emas murni di areal lahan gambut.
Berita penemuan harta karun yang jarang terjadi itu, berlahan namun pasti telah menyebar dari mulut ke mulut dikalangan warga desa sekitar. Masyarakat tidak hanya dari desa setempat, akan tetapi dari desa lainnya mulai berdatangan untuk melakukan pencarian di lokasi penemuan emas.
Informasinya, awal penemuan harta karun berupa perhiasan dari emas murni oleh bocah belasan tahun di areal lahan gambut, saat menemani bapaknya melakukan penanaman padi sonor di wilayah perbatasan antara Desa Sungai Jeruju, dengan Desa Kuala Sungai Jeruju.
Perhiasan dari emas murni berhamburan tersebut, tertanam di dalam gambut sedalam 10-20 cm. Melihat dari motif dan bentuk seperti anting-anting, gelang dan cincin tersebut, itu merupakan peninggalan masa peradaban zaman kerajaan kuno, atau sebelum Indonesia merdeka.
Hal ini diperkuat dengan ditemukannya juga puluhan Kendi atau wadah untuk menampung air atau sejenisnya yang terbuat dari tanah liat berbentuk Guci. Kendi ini biasa digunakan untuk menyimpan air minum di zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia terdahulu.
Masyarakat setempat menduga di lahan gambut seluas 100 hektar milik warga bernama Jumbul (35) tersebut, dahulu berdiri sebuah pemukiman masyarakat atau sejenisnya. Dimana warga juga menemukan sisa-sisa ratusan tiang-tiang kayu yang menancap ke tanah sejauh 3,5 kilometer membentuk persegi empat, yang diduga sebagai tiang penyangga atau dinding bangunan ataupun sejenisnya.
Selain itu, di lokasi yang sama juga terdapat kayu berbentuk Lesung (perahu zaman dulu,red) dengan panjang 3,5 meter dan lebar 50 cm. Dimana di bagian tengahnya membentuk lekukan karena dikeruk, sehingga seperti perahu yang biasa digunakan sebagai alat transportasi air pada masa itu lengkap dengan dayungnya sepanjang 1 meter. Informasi penemuan sisa-sisa peninggalan zaman kerajaan kuno di Sungai Jeruju ini dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut.
Bahkan, setiap harinya hampir 500-an warga desa tetangga berbondong-bondong mendatangi lokasi penemuan harta karun tersebut. Ada yang sekadar melihat-lihat, bahkan hingga mencari dengan cara menggali. Namun, bagi mereka yang bernasib baik akan menemukan perhiasan-perhiasan tersebut, tetapi tidak sedikit warga yang pulang dengan tangan hampa.
Bahkan, lokasi penemuan yang sulit dijangkau juga tidak menjadi penghalang bagi warga untuk mengetahui peristiwa yang cukup langka tersebut.
Tidak ada komentar: