300 Ribu Eks Gafatar Masuk Kalimantan Barat
300 Ribu Eks Gafatar Masuk Kalimantan Barat - Bupati Sanggau Paolus Hadi meminta masyarakat waspada terkait kabar bahwa 300 ribu mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara bakal kembali ke Kalimantan Barat.
“Kami juga harus pelajari apa inti dari Surat Keputusan Bersama itu. Jangan sampai kita dianggap tidak peduli melihat situasi, tapi juga jangan sampai dianggap melanggar HAM,” kata Paulos seperti dikutip Rakyat Kalbar, Kamis (28/4).
Apalagi, lanjut Suami Arita Apolina itu, Gafatar sudah ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia. “Kalau datang secara pribadi, selama ini orang di Indonesia ini kan welcome saja. Kalau orang itu Gafatar, misalnya, sangat sulit memastikannya apakah dia mau berubah atau tidak, ” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalbar Warih Sadono mengaku mendapat kabar kembalinya eks Gafatar saat ikut rapat intelijen tingkat Provinsi bersama Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kodam.
“Informasi awal, mereka akan masuk dalam bentuk perorangan, bukan komunal atau berkelompok. Bahkan terindikasi bercampur dengan warga-warga asli untuk mendapatkan syarat yuridis,” ujar Sadono.
Sedangkan Kapolres Sanggau AKBP Donny Charles Go mengaku akan mendalami informasi bakal datangnya eks Gafatar ke Kalimantan Barat. Salah satunya alasan para eks Gafatar itu kembali ke Kalbar, khususnya ke Kabupaten Sanggau.
“Kami juga tidak tahu apa alasan mereka kembali ke sini. Kalau untuk daerah yang jumlahnya besar kemarin, yang asetnya banyak sehingga ada peluang untuk memburu aset yang ditinggali, kami tak tahu,” kata Donny pada Rakyat Kalbar, Kamis (28/4). “Tapi kalau di Sanggau sebagian besar sudah banyak dijual. Jadi kalau dia kembali, alasan dia kembali itu apa,” ujar Donny.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sanggau Fransiskus Ason mengatakan, perlu sikap hati-hati untuk menyikapi kembalinya eks Gafatar.
“Jangan sampai mereka mengganggu ketertiban masyarakat,” kata Ason.
Karena itu ia memita kepada Kades, RT dan RW, segera melaporkan siapa pun pendatang yang dianggap mencurigakan kepada pihak berwajib. “Supaya kalau ada apa-apa bisa cepat diantisipasi,” tutur politikus Golkar itu.
“Kami juga harus pelajari apa inti dari Surat Keputusan Bersama itu. Jangan sampai kita dianggap tidak peduli melihat situasi, tapi juga jangan sampai dianggap melanggar HAM,” kata Paulos seperti dikutip Rakyat Kalbar, Kamis (28/4).
Apalagi, lanjut Suami Arita Apolina itu, Gafatar sudah ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia. “Kalau datang secara pribadi, selama ini orang di Indonesia ini kan welcome saja. Kalau orang itu Gafatar, misalnya, sangat sulit memastikannya apakah dia mau berubah atau tidak, ” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalbar Warih Sadono mengaku mendapat kabar kembalinya eks Gafatar saat ikut rapat intelijen tingkat Provinsi bersama Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kodam.
“Informasi awal, mereka akan masuk dalam bentuk perorangan, bukan komunal atau berkelompok. Bahkan terindikasi bercampur dengan warga-warga asli untuk mendapatkan syarat yuridis,” ujar Sadono.
Sedangkan Kapolres Sanggau AKBP Donny Charles Go mengaku akan mendalami informasi bakal datangnya eks Gafatar ke Kalimantan Barat. Salah satunya alasan para eks Gafatar itu kembali ke Kalbar, khususnya ke Kabupaten Sanggau.
“Kami juga tidak tahu apa alasan mereka kembali ke sini. Kalau untuk daerah yang jumlahnya besar kemarin, yang asetnya banyak sehingga ada peluang untuk memburu aset yang ditinggali, kami tak tahu,” kata Donny pada Rakyat Kalbar, Kamis (28/4). “Tapi kalau di Sanggau sebagian besar sudah banyak dijual. Jadi kalau dia kembali, alasan dia kembali itu apa,” ujar Donny.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sanggau Fransiskus Ason mengatakan, perlu sikap hati-hati untuk menyikapi kembalinya eks Gafatar.
“Jangan sampai mereka mengganggu ketertiban masyarakat,” kata Ason.
Karena itu ia memita kepada Kades, RT dan RW, segera melaporkan siapa pun pendatang yang dianggap mencurigakan kepada pihak berwajib. “Supaya kalau ada apa-apa bisa cepat diantisipasi,” tutur politikus Golkar itu.
Tidak ada komentar: