Simalakama, Warga Harus Berhadapan dengan Debu dan Lumpur
LAHAT - Simalakama, Warga Harus Berhadapan dengan Debu dan Lumpur. Demikianlah gambaran warga yang bermukim di sepanjang ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Lahat-Muaraenim, atau Kecamatan Merapi Barat dan Timur, benar-benar dihadapkan dengan buah simalakama.
Bagaimana tidak, saat musim panas, warga harus berhadapan dengan debu. Sedangkan musim penghujan debu berubah menjadi lumpur. Keadaan ini bukan tanpa sebab, aktifitas armada batubara cukup tinggi menjadi sumber persoalan.
“Macam inilah keadaan kami (hujan berlumpur, kemarau berdebu),” ujar Agus (28), warga Merapi Barat.
Menurut lelaki yang memiliki usaha di wilayah Merapi Barat ini, saat musim panas, dirinya harus disibukkan dengan debu yang berterbangan dalam rumah atau tempat usahanya.
Namun, saat penghujan lumpur yang digilas kendaraan bertonase berat, juga berhamburan dimana-mana.
Ironisnya, saat musim penghujan seperti saat ini, lumpur yang menutupi badan jalan, justru menjadi ancaman bagi pengguna jalan.
Badan jalan menjadi licin, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan, bila tidak berhati-hati. Keadaan seperti ini sudah terjadi bertahun-tahun, bahkan menjadi hal biasa ditengah masyarakat. “Lumpur paling tebal depan pintu masuk ke tambang batubara,” ungkapnya.
Tidak ada komentar: